Min, Gimin, Sudah Tua Mbok Ya Sedikit Dewasa

Oleh: Dela Prastisia |


ilustrasi 

Semalam saya agak risih membaca status salah satu kontak WA yang mengunggah video aksi dengan caption kurang lebih seperti ini: “DPP GMNI di bawah kepemimpinan Si A - Si B telah membuktikan bahwa aksi itu tidak hanya sebatas instruksi dan tampil lewat televisi. Apalagi turun hanya modal atribut tanpa masa aksi.”

Membaca captionnya saya jadi bertanya-tanya, aksi mereka sebenarnya untuk siapa? Untuk isu dan tuntutan yang diusung, atau untuk menunjukkan siapa organisasi yang lebih berkuasa? Rasanya aneh ketika energi yang seharusnya diarahkan pada kepentingan rakyat malah terseret pada urusan klaim kepemimpinan.

Padahal, saat ini usia GMNI sudah terbilang tua. Kalau belum bisa arif dan bijaksana, setidaknya tolong sedikit dewasa ! Karena terus terang, membaca caption semacam itu membuat aksi terlihat lebih seperti adu gengsi ketimbang ruang perjuangan. Dan kalau begitu, bukankah tujuan murni gerakan justru menjadi kabur?

Saya tidak anti perbedaan, tidak pula menutup mata akan dinamika. Tapi kalau perbedaan itu malah menjauhkan kita dari fokus isu, apa bedanya dengan sekadar keramaian jalanan yang kehilangan makna? Semoga saya tidak salah, bahwa rakyat tidak butuh siapa yang paling sah di internal, tapi mereka hanya ingin suara mereka betul-betul diperjuangkan.

Menyikapi dinamika ini, hingga sekarang saya masih sepakat dengan opini salah satu senior GMNI: “Mau pecah, mau rujuk, rakyat nggak peduli, nggak ngurus.” Artinya, yang lebih penting adalah tindakan nyata yang selaras dengan semangat GMNI: produktif dalam karya, konsisten dalam perjuangan, dan kokoh sebagai wadah intelektualitas. Jika energi kader hanya dihabiskan untuk klaim dan konflik internal, lalu kapan waktunya benar-benar membangun gerakan yang membumi? Jangan sampai GMNI yang sudah menua ini dikenang bukan karena kontribusinya, melainkan karena pertikaiannya—dan kalau itu yang terjadi, ya selamat saja, barangkali organisasi ini hanya akan menjadi 'museum konflik internal' belaka.

Penulis : Dela Prastisia (kader GMNI biasa)

Baca artikel lainnya di BERANDA NGAURIS