![]() |
https://muria.suaramerdeka.com |
PT Semen Gresik sendiri sudah buka suara lewat empat poin pernyataan resmi. Salah satu biang kerok mandeknya operasional itu disebut karena nggak ada bahan baku. Kok bisa? Soalnya akses jalan menuju area tambang diblokade oleh Pemdes Tegaldowo.
Nah, di media sosial, muncul pula isu yang tak kalah panas: katanya Pemdes Tegaldowo minta kompensasi Rp 1,5 miliar per tahun ke PT Semen Gresik karena penggunaan aset desa buat akses kendaraan tambang. Isu yang, kata Kepala Desa Tegaldowo, Kundari, nggak ada angin nggak ada hujan, tahu-tahu muncul.
“Ada isu dihembuskan, desa minta kompensasi uang Rp 1,5 miliar per tahun. Itu tidak ada sama sekali,” kata Kundari, (10/6/2025). Intinya, kata beliau, itu cuma isu doang. Nggak ada permintaan resmi begituan dari Pemdes.
Kundari cerita, dari tahun 2019 sampai akhirnya ada kesepakatan di tahun 2020, poin utamanya cuma satu: jalan itu harus balik lagi sesuai fungsi awalnya. Bukan jadi akses tambang, tapi ya… jalan desa sebagaimana mestinya. Dulu katanya sempat ada pembicaraan soal tukar guling, jalan yang hilang diganti dengan tanah. Tapi realisasinya? Nihil.
Lalu muncul tawaran dari PT Semen Gresik buat ambil alih jalan itu sekalian. Pemdes Tegaldowo? Jelas nolak mentah-mentah.
Ia menegaskan, selama PT Semen Gresik masih terus mencoba “merebut” jalan itu lewat jalur hukum, dalam hal ini, menggugat ke PTUN buat membatalkan sertifikat hak pakai desa, Pemdes Tegaldowo bakal terus pasang badan. “Kami hanya menjalankan fungsi mengamankan aset desa,” katanya. Tujuannya jelas: biar aset itu bermanfaat buat semua, bukan cuma buat satu pihak yang kebetulan punya pabrik gede.
Yang bikin ngelus dada, menurut pengakuan Kundari, ada jalan milik desa yang sudah ditambang. Jalan, lho. Bukan ladang. Tapi ya begitu, kadang tambang nggak kenal batas.
Meski begitu, Kundari tetap mengakui bahwa PT Semen Gresik rutin kasih dana TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) alias CSR selama kurang lebih 11 tahun beroperasi. Dari 2018 sampai 2024, Pemdes Tegaldowo menerima Rp 500 juta per tahun. Lumayan gede sih, apalagi kalau dibanding desa-desa tetangga yang cuma kebagian Rp 250 juta per tahun.
“Mulai 2018 sampai 2024 Pemdes Tegaldowo mendapatkan 500 juta per tahun. Desa lainnya Rp 250 juta per tahun,” tandasnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari pihak PT Semen Gresik. Mungkin masih sibuk nyusun draft balasan, atau lagi nyari sinyal di area tambang. (red)