![]() |
Doc GMNI Pacitan |
Revin Safi’i, Sekretaris Cabang GMNI Pacitan, menyampaikan kekhawatirannya terkait fungsi monumen yang mulai bergeser.
“Kami ingin menyampaikan bahwa Monumen Jenderal Sudirman yang semestinya menjadi ruang edukasi sejarah dan simbol perjuangan kini mengalami pergeseran fungsi yang cukup memprihatinkan. Di lapangan, kami menemukan praktik-praktik tidak pantas dan tidak senonoh yang dilakukan oleh pengunjung, sehingga nilai-nilai luhur tempat tersebut menjadi terabaikan,” ujar Revin.Selain itu, Ketua DPC GMNI Pacitan, Dela, juga menegaskan bahwa arah pembangunan pariwisata harus berpihak pada rakyat dan tidak melupakan nilai-nilai sejarah.
“Kami ingin pariwisata tidak hanya menjadi ruang hiburan atau ‘konsumsi’, tetapi juga transformasi sosial dan ekonomi, terutama bagi masyarakat di sekitar destinasi wisata,” tegas Dela
Menanggapi hal tersebut, Sukanto selaku Kepala Bidang Kebudayaan, menyampaikan bahwa pihaknya menyadari adanya persoalan tersebut, dan ke depan akan mengambil langkah konkret.
“Itu memang jadi atensi kami dan kami akui belum cukup kuat dalam pengawasan. Ke depan, kami akan lakukan langkah-langkah konkrit agar situs sejarah seperti Monumen Jenderal Sudirman tetap terjaga nilai sakralnya,” pungkas Sukanto. (red)