7 Rekomendasi GMNI untuk Pariwisata Pacitan: Dari Geowisata hingga Lifeguard Pantai

Oleh: Redaksi |
Penyerahan dokumen rekomendasi oleh GMNI Pacitan untuk Disparbudpora Pacitan
NGAURIS.COM, PACITAN – Dalam pertemuan resmi dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan pada Jumat (13/06/2025), GMNI Pacitan menyampaikan 7 rekomendasi strategis sebagai bentuk kontribusi pemikiran generasi muda untuk sektor pariwisata daerah.

Berikut poin-poin yang dibacakan oleh Ketua DPC GMNI Pacitan, Dela, dalam pertemuan tersebut: 
  1. Kolaborasi Multi-Pihak: Membuka ruang komunikasi antara desa dan kabupaten agar kebijakan pariwisata lebih inklusif. 
  2. Pengembangan Wisata Tematik: Menyasar geowisata, ekowisata, surfing tourism, hingga wisata religi dan budaya. 
  3. Digitalisasi Promosi Terintegrasi: Mengusulkan promosi lewat portal digital, kampanye medsos, dan kolaborasi dengan konten kreator lokal. 
  4. Pemberdayaan UMKM Wisata: Sertifikasi dan kurasi produk lokal di titik wisata utama. 
  5. Standar Keamanan Wisata Air dan Pantai: SOP keselamatan dan edukasi wisatawan. 
  6. Perbaikan Infrastruktur Dasar: Fokus ke fasilitas umum di kawasan wisata. 
  7. Penguatan Riset dan Evaluasi Berbasis Data: Usulan pembentukan unit riset pariwisata daerah. 
Turmudi, Kepala Disparbudpora Pacitan, mengakui bahwa beberapa catatan dari GMNI sangat relevan, khususnya soal keselamatan wisata. 
“Terkait kejadian wisatawan yang meregang nyawa, kami akui ada kelengahan. Namun semua yang disampaikan oleh GMNI kami catat betul dan menjadi atensi serius, terutama usulan untuk membentuk unit riset pariwisata berbasis data. Ini penting sebagai dasar kebijakan yang lebih presisi ke depan,” ucap Tumudi.
Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Wisata, Rakhmad Adi Mandego, juga ikut menanggapi. 
“Kami sudah melakukan pelatihan lifeguard, tetapi memang belum efektif karena cuaca, kondisi alam, dan mental peserta yang belum cukup kuat. Untuk promosi, kami sudah gunakan platform-platform seperti media sosial, tapi memang belum optimal. Soal wisata tematik, kami sepakat dan sudah mulai menggagas itu, hanya saja butuh waktu dan kesabaran, terutama dari para pelaku wisata di lapangan,” jelas Adi. (red)
Baca artikel lainnya di BERANDA NGAURIS