![]() |
Acara pelantikan DPC GMNI Banyuwangi |
NGAURIS, BANYUWANGI – Senin pagi, 07 Juli 2025, langit Hotel Tanjung Asri menjadi saksi momentum pelantikan Pengurus DPC GMNI Banyuwangi periode 2025-2027. Sebuah peristiwa yang bagi sebagian orang mungkin hanya seremonial, tapi bagi mereka yang pernah bersetubuh dengan idealisme, ini adalah pengukuhan nasib: nasib menjadi “manusia merah” dalam dunia yang makin membiru oleh pasar dan kekuasaan.
Hendra Prayogi, Ketua DPD GMNI Jawa Timur, dalam sambutannya, tampil seperti biasa, berapi-api. Kalau semangatnya bisa disalurkan ke PLN, mungkin listrik di Banyuwangi bisa gratis seminggu.
Hendra juga menitipkan pesan penting untuk tidak keblinger dengan kekuasaan. “Kolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi harus dibangun atas prinsip kritis-progresif. GMNI tidak boleh jadi kepanjangan tangan kekuasaan, tapi mitra yang menjaga check and balances, sambil memastikan kebijakan pro-rakyat terlaksana,” tambahnya.
Sementara itu, Riyan Bachtiar, Ketua DPC GMNI Banyuwangi yang baru dilantik, tak mau kalah filosofis. Dalam pidatonya, ia menaruh optimisme di atas kesadaran ideologis.
“Kami akan fokus pada pendidikan kader yang berkarakter marhaenis, anti-oligarki, mandiri, dan mengakar pada realitas rakyat. Ini modal untuk menjaga keutuhan bangsa di tengah gempuran neoliberalisme.” Ujar Riyan.
Kata-kata itu bisa jadi terdengar berat, apalagi bagi yang belum sarapan. Tapi jelas, semangatnya bukan untuk sekadar tampil keren di media sosial, melainkan membentuk manusia yang berpikir, merasa, dan bertindak sesuai nurani kelas tertindas.