![]() |
Ilustrasi Panduan Ngaur: Cara Ngupil yang Benar dan Bermartabat |
Ngupil bukan sekadar kegiatan iseng. Ia adalah ritual purifikasi hidung, bentuk cinta kita pada napas dan kenyamanan. Tapi hati-hati, ngupil juga bisa jadi malapetaka sosial jika tidak dilakukan dengan teknik dan etika yang benar. Maka dari itu, demi masa depan yang lebih bersih dan bermartabat, berikut kami sajikan panduan ngupil yang benar:
1. Pastikan Ada Upilnya
Ngupil tanpa upil itu seperti melamar tanpa cinta, nggak ada hasil, cuma bikin sakit hati. Sebelum kamu mengarungi lorong hidungmu, pastikan memang ada yang bisa diangkat. Jangan asal colok kalau isinya kosong. Itu cuma membuang energi, dan mungkin martabat.2. Driji (Jari) Harus Siap Tempur
Kalau bisa, gunakan jari yang berkuku, karena ngupil tanpa kuku ibarat perang tanpa senjata. Tapi kalau kamu kebetulan jari-jari tanganmu lulus sertifikasi lembut tiada kuku, ya jangan maksa. Pinjam jari teman? Hmm… boleh aja sih, asal ada kesepakatan dari dua belah pihak.3. Jangan Pakai Jempol, Kamu Bukan Orang Gua
Menggunakan jempol buat ngupil adalah bentuk pemberontakan terhadap anatomi tubuh. Hidungmu nggak dirancang untuk ditaklukkan dengan jempol. itu perilaku menyimpang. Serahkan tugas ini pada telunjuk dan tengah, dua pahlawan utama dalam sejarah pengupilan. (kelingking dan jari manis juga boleh)4. Jangan Ngupil Saat Makan
Apalagi kalau kamu makan pakai tangan (nggak pakai sendok). Itu dosa sosial tingkat tinggi. Bayangkan: nasi, sambel, upil. Lengkap sudah neraka kecil di meja makan. Jadi, tahanlah. Selesaikan dulu satu urusan sebelum ke urusan lain. Hidung dan mulut jangan rebutan panggung.5. Lakukan Secara Berkala
Ngupil itu perawatan berkala, bukan aksi darurat doang. Jangan tunggu hidungmu keras seperti aspal baru kamu geruduk. Rawat dia. Sayangi dia. Minimal sehari sekali, biar napasmu tidak penuh hambatan seperti jalanan habis hujan.Penutup
Ngupil adalah seni. Ia butuh timing, alat, dan rasa tanggung jawab. Jangan anggap remeh. Karena dari ngupil, kita bisa belajar banyak: tentang kesabaran, ketelitian, dan harga diri seorang manusia di hadapan lubang hidungnya sendiri.Kalau kamu merasa panduan ini menyelamatkan martabatmu, bagikan ke sesama manusia. Sebab masa depan umat manusia, tergantung dari cara kita mengelola upil hari ini.