![]() |
Ilustrasi Negara Seribu Satgas, Kini Tambah Satu Lagi: Tim Khusus Anti-Preman |
NGAURIS.COM, JAKARTA,- Setelah sekian lama masyarakat hidup berdampingan dengan preman yang seperti bagian dari keanekaragaman hayati kota, negara akhirnya bilang, “Cukup sudah!” dan membentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme dan Ormas Meresahkan. Langkah ini diumumkan langsung oleh Menko Polhukam Budi Gunawan, yang sepertinya sudah bosan lihat jalanan kayak markas mafia.
Tugas rakyat sekarang jelas: lapor kalau ada yang aneh. Ada pungli? Lapor. Ada preman nagih “keamanan” di warung kopi? Lapor. Ada ormas tiba-tiba nongol di proyek, padahal nggak diundang? Laporin juga.
“Masyarakat diimbau untuk tidak segan melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan, pemerasan, pungutan liar, atau bentuk intimidasi lain yang dilakukan oleh oknum maupun kelompok tertentu," kata Menko Polkam Budi Gunawan, Selasa (6/5/2025)
“Masyarakat diimbau untuk tidak segan melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan, pemerasan, pungutan liar, atau bentuk intimidasi lain yang dilakukan oleh oknum maupun kelompok tertentu," kata Menko Polkam Budi Gunawan, Selasa (6/5/2025)
Satgas ini bukan sembarang tim, isinya kombinasi dari Polri, TNI, Kejaksaan, BIN, dan beberapa lembaga lain yang biasanya nongol kalau negara lagi serius. Serius beneran, bukan serius tapi santai.
Cara lapor? Tenang, bukan lewat smoke signal atau lempar botol surat ke laut. Pemerintah lagi nyiapin jalur pengaduan resmi, termasuk lewat aplikasi, hotline, dan mungkin grup WhatsApp yang nggak isinya spam.
Yang menarik, pemerintah juga bilang nggak cuma mau nangkep, tapi juga siap membina ormas-ormas yang “tersesat”. Jadi semacam program rehabilitasi preman, dari tukang nagih jadi tukang ngaji? Mungkin. Kita lihat nanti.
Intinya, negara lagi unjuk gigi. Tapi kali ini bukan buat menakut-nakuti mahasiswa atau emak-emak demo harga cabai. Satgas ini katanya demi investasi dan kedamaian rakyat kecil. Semoga bukan sekadar ganti seragam buat jagoan lama.
Yang menarik, pemerintah juga bilang nggak cuma mau nangkep, tapi juga siap membina ormas-ormas yang “tersesat”. Jadi semacam program rehabilitasi preman, dari tukang nagih jadi tukang ngaji? Mungkin. Kita lihat nanti.
Intinya, negara lagi unjuk gigi. Tapi kali ini bukan buat menakut-nakuti mahasiswa atau emak-emak demo harga cabai. Satgas ini katanya demi investasi dan kedamaian rakyat kecil. Semoga bukan sekadar ganti seragam buat jagoan lama.